Pemda Subang Diminta Serius Tangani Kerusakan Hutan Ciater

- 19 Mei 2019, 18:38 WIB
IMG-20190519-WA0015
IMG-20190519-WA0015

AKSARAJABAR.COM,SUBANG- Kondisi hutan bambu (ater) di kawasan hutan Ciater, Kabupaten Subang, saat ini dalam kondisi rusak berat. Akibatnya warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih karena debit air menyusutan dan banyak mata air yang rusak.

Selain debit air mengalami penyusutan, kawasan itu menjadi rawan terjadinya serosi dan longsor dan mata air panas Ciater atau biasa disebut warga (bulan – bulan) dari empat titik, dua diantaranya telah tertutup akibat terjadi erosi.

Pegiat Lingkungan Warna Alam Subang, Anwar Wana, menjelaskan, alih fungsi menjadi penyebab utama kerusakan.

"Selain dijadikan lahan tanaman sayuran, juga dibangun vila vila, " kata Wana kepada aksarajabar.com, Minggu (19/05/2019).

Menurutnya sekitar 50 hektare kawasan hutan bambu (ater) yang terletak di Desa atau Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, sebelumnya rimbun dengan pohon bambu ater.

“Dulu, pohon bambu di sini sangat luas dan rimbun, sumber mata ari panas atau yang biasa warga sebut "bulan- buan" terjaga kelestariannya," ungkapnya.

Dengan terjadinya alih fungsi ini sangat berdampak terhadap menyusutnya debet air di DAS (Daerah Aliran Sungai) Cipangasahan.

"Otomatis dengan menyusutnya debit air di aliran sungai itu telah mengakibatkan pasokan air ke lahan pertanian warga kerap tergangu. Terlebih saat musim kemaru,” ungkapnya.

Menurut warga setempat Yaya (45) alih fungsi lahan tersebut sudah berlangsung sejak 2000 lalu. Dia juga meminta agar pemerintah daerah serius melakukan upaya pemulihan kawasan hutan lindung ini.

Karena itu, jika areal resapan air blok hutan bambu dibiarkan ditumbuhi tanaman dayuran dsn vila-vila liar maka Subang akan mengalami krisis air dan mendatangkan bahaya banjir, terutama di wilayah Pantai Utara

Dia juga berharap agar pemerintah daerah serius melakukan upaya pemulihan kawasan hutan lindung ini.

Padahal, sebelum ditumbuhi vila-vila liar, areal blok bambu Ciater tersebut bisa berfungsi maksimal buat menampung air dan mengendalikan banjir.

"Kami tidak ingin saat musim kemarau datang, warga sekitar kekurangan air bersih dan jika musim hujan tiba menimbulkan banjir,” ungkapnya.

(Adr)

Editor: Iing Irwansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x